Mengenal Desi Tri Agustini

Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wa Baraakaatuuh...


Perkenalkan namaku Desi Tri Agustini, lahir di Sukabumi, 17 Agustus 1983, sekarang aku tinggal di Banjarmasin bersama suami dan anak-anakku, mungkin untuk sebagian orang gak penting yah mengenal aku lebih jauh hehe.. tapi aku suka sekali memperkenalkan diri dan menulis biografi  sendiri, memang tak ada yang spesial dari aku, hanya saja aku suka menuliskan dan membicarakan tentang diriku pada orang lain, siapa tahu ada hal-hal baik yang bisa aku tularkan pada pembaca.





Teman-teman... dari lahir sampai aku berusia 21 tahun, aku tinggal di Sukabumi, lahir di keluarga sederhana, dari bapak bernama Hamami dan Ibu bernama Aas Sulastri, menjalani 8 tahun pernikahan, Bapak mami dan mamah Aas dikaruniai 3 orang anak, dan aku anak ketiga mereka, namun sayang, mungkin ada sesuatu hal yang tidak bisa dipertahankan sehingga mereka memutuskan berpisah,  kakek dan nenek mengharuskan kami tinggal bersama mereka, waktu itu usia aku 5 tahun...
 Desi kecil memang tak tahu apa-apa, ada sih beberapa hal yang aku ingat.. misalkan waktu bapak meminta kembali tapi mamah dengan tangisannya bilang gak bisa... trus ada lagi yang aku  ingat waktu mamah diam-diam mengunjungiku ke sekolah pada jam istirahat, entahlah... aku tidak mengerti urusan orang dewasa pada saat itu... tumbuhlah aku bersama kakek dan nenek meski sewaktu-waktu menginap di rumah mamah yang sudah punya keluarga lagi, bapak juga demikian... aku tumbuh dan tumbuh seiring waktu berjalan, tumbuh dengan kenakalan dan keegoan yang wajar, suka menulis diary dan suka menulis cerpen...kakek dan nenek sayang sekali dengan Desi kecil, tak ada yang menarik yang bisa aku berikan untuk kakek dan nenek tercinta, hanya kasih sayang dan keikhlasan mencintai yang aku punya saat itu.. Desi kecil bercita-cita menjadi polwan.

Waktu terus berjalan seiring menumbuhnya aku menjadi gadis remaja.  Cita-cita ku berganti saat itu, tidak lagi ingin jadi polwan, tapi ingin menjadi guru.  Sama seperti remaja remaja yang lainnya, aku ceria, aktif, nekad, suka tantangan, suka sesuatu yang baru, nakal, jahil, juga agak cengeng, aku juga mengikuti beberapa kegiatan di SMK Negeri 2 Sukabumi, dimana masa-masa yang penuh keegoan dan kesombongan sebagai seorang yang mulai tumbuh dan mulai mendewasa, masih suka menulis dan membuat beberapa cerita pendek, tapi tak pernah diduplikasikan pada siapapun karena gak pede... cukup aku yang menulis dan aku sendiri yang membaca, lulus dari SMK, aku mengajar di Madrasah Diniyyah Alhamidiyyah Lebaksirna Cisaat Sukabumi, mendalami dunia anak begitu menyenangkan, pertama mengajar tahun 2001 dihadapkan pada 43 murid kelas 2 SD , sempet kaget dan bingung karena ternyata karakter mereka berbeda-beda, lama kelamaan mulai terbiasa, mulai senang dengan mereka dan mulai merasakan timbal baliknya disenangi mereka, ikhlas, tulus tanpa beban..

Juni 2003 aku dipertemukan dengan Muhammad Izzuddin, teman kakakku yang kuliah di STTL Yogyakarta dan dia sering sekali berkunjung ke rumah, beberapa kali pertemuan cukuplah membuat kami saling jatuh cinta... dan akhirnya Juli 2005 dia melamar aku.. waaahhh bahagia sekali aku ada yang melamar.. hihihi... akhirnya 14 Agustus 2005 menjadi hari yang sangat bersejarah bagiku, aku bersanding dengan Muhammad Izzuddin di kursi pelaminan.. luar biasa ya ternyata bahagianya jadi pengantin hehe... bahagianya itu disini(nunjuk hati).

Tapi.. kebahagiaan itu melemah tiba-tiba, dua minggu setelah pernikahan kami, kakek meninggal dunia, sedih tak terkira, jasa beliau tiada tara untukku, aku mencintai beliau lebih dari mencintai bapakku sendiri, kakek pergi diusia beliau 73 tahun, aku sangat kehilangan. Sebulan setelah itu aku hamil.. kebahagiaan yang sempurna untuk pasangan muda seperti aku dan abang(panggilan sebelum punya anak :D) aku masih tetap mengajar dan suamiku masih harus bolak balik jogja-Sukabumi karena skripsinya belum selesai.

Saat kehamilanku menginjak 7 bulan, suamiku lulus dan mengajakku pulang ke Banjarmasin, kota yang sama sekali tidak pernah terlintas dibenakku akan tinggal disana, aku setuju... aku mau saja dibawa pindah ke Banjarmasin dengannya, aku sudah berjanji mengabdikan diri ini padanya, apapun yang diperintahkannya selama itu tidak menyalahi aqidah, aku harus siap... meninggalkan nenek yang sakit-sakitan, meninggalkan mamah, meninggalkan semua keluargaku, tanpa seorangpun yang mendampingi, pedih memang...



Akhirnya akupun pindah ke Banjarmasin, berbekal ijazah DII PGSD, berharap bisa melanjutkan mengajar disana, seribu harapan tertulis dibenakku selama perjalanan, tak ada satu keraguanpun yang terbersit, aku pastikan aku baik-baik saja ditangan suamiku...

Menginjak tanah Banjarmasin untuk pertama kalinya April  2006, disambut hangat oleh kedua orang tua suami, mama dan abah... begitu abang memangil mereka dan akupun meniru, mama dan abah... mereka orang tuaku sejak saat itu... mama pensiunan guru SD dan abah pensiunan hakim tinggi agama, aku makin merasa aman tinggal disini..

Perjuanganpun dimulai, abang yang tak bekerja dan tabunganku yang makin menipis membuatku cemas menghadapi hari kelahiranku, ditambah lagi keterbatasanku berbicara bahasa Banjar kadang membuat mama salah paham, akhirnya hari itupun tiba.. 12 Mei 2006 aku melahirkan anak pertamaku yang mama memberi nama Rahmi Rizki Amalia... semua biaya persalinan ditanggung mama dan kakak-kakak suamiku,  beberapa kali kupandangi wajah merah itu, cantik, rambutnya tebal.... aku tersenyum dalam tetesan air mata, merasa bersalah karena tidak bisa memberikan yang terbaik untuk putri pertamaku.. Amel.. ya.. panggilannya Amel...

Sehari setelah persalinan aku pulang dari rumah bidan, membawa puteriku tercinta... ketika dia mulai menagis aku menggendongnya dan berusaha menyusuinya... Tuhaaannn... betapa ingin aku menjerit sekencang-kencangnya.. kenapa asiku tidak keluar, anakku menangis keras, akupun ikut menangis...  bagaimana aku tidak cemas, untuk diriku saja aku tak punya uang, untuk makan saja mama dan abah yang menjamin, berapa biaya susu kaleng anakku kalau asiku tidak keluar... Ya Allah.. betapa Engkau saksi betapa takutnya aku saat itu... lalu mama mulai menenangkanku, “ kada papa.. kena keluar jua, balum banarai” aku  bingung mama ngomong apa.. lalu suamiku menterjemahkan, g papa.. nanti juga keluar, belum lagi... sabar...  untuk sementara Amel diberi susu formula..

Aku tidak bleh putus asa, besoknya aku tidak memberi Amel susu.. dia menangis kehausan.. aku tahan ketakutanku... aku tahan kesedihanku.. ini demi dia juga, dia harus minum asiku, aku paksa dia beberapa kali untuk minum asi, sekali dia tidak mau dua kali dia menangis kencang ketiga kali mungkin saking hausnya Amel bayi mulai dengan kencang minum asiku.. dan Alhamdulillah.. betapa bahagianya aku .. asiku akhirnya keluar juga.. ya Allah.. aku bersujud kepadaMu.. terima kasih Ya Allah... aku bahagia tak terkira...

Hari demi hari kujalani.. Amelku tumbuh semakin besar, usia amel 6 bulan ayah (panggilan untuk suami) masih saja belum bekerja, akupun tidak bisa mengajar karena Amel masih terlalu kecil, kadang pertengkaran demi pertengkaran terjadi,bahkan beberapa kali aku memutuskan untuk pulang saja.. tapi beberapa kali juga aku urungkan, mengingat janjiku untuk terus bersama suamiku dalam suka dan duka... kepedihanku terasa sempurna saat kudengan berita nenekku tercinta telah wafat dan aku tak bisa pulang... aku hanya bisa menangis...

Dalam tahajjud dan dluha aku berpegang padaMu Ya Rabb.. setiap kali aku berdoa, jangan tinggalkan hamba ya Allah.. jangan tinggalkan hamba dalam keadaan apapun...

Akhirnya suamiku bekerja juga, di pabrik kasur, dia jadi buruh pembuat kasur dan aku memutuskan untuk membuat kue kacang  da es lilin yang akan ku titipkan ke warung-warung, gaji suamiku 400ribu dan hasil jualan kue kacang dan es lilinku sekitar 10ribu sehari, cukup lah untuk kebutuhanku dan Amel karena makan kita masih ditanggung mama dan abah, si kecil Amel membuat aku dan suami merasa tak terbebani apapun, aku tak boleh putus asa, pasti ada jalan untuk kehidupan kami yang lebih baik lagi,  aku yakin suamiku pasti bisa bekerja lebih baik lagi, hasil penjualan kue kacang aku sisihkan untuk membeli koran Banjarmasin post hanya untuk mencari lowongan kerjanya, setiap hari aku menulis lamaran sampai tak ingat lagi berapa banyak lamaran yang sudah aku kirimkan ke berbagai instansi dan perusahaan, sampai pada suatu hari tahun 2008 akhirnya suamiku mendapat panggilan dari Bank Danamon dan diterima... aku pun mulai mengajar diawal tahun 2008... sujud syukur kepadaMu ya Allah...

Kehidupan kami mulai membaik setelah itu, dan akupun hamil lagi..... pada saat kehamilanku menginjak 9 bulan, mama meninggal sebelum anak keduaku lahir, kesediahan meliputi keluarga suamiku, mama meninggal Juni 2009  dan anak ke-2ku lahir 01 juli 2009, perempuan lagi  diberi nama Yasmin Noor Rahmah, beberapa bulan setelah kelahiran Yasmin suamiku diangkat menjadi PNS dan ditempatkan di dinas Pekerjaan Umum Banjarmasin.. Syukur yang tak terhingga pada Mu ya Rabb.. aku meneruskan kuliah ke janjang S1 Bahasa Inggris untuk memperkuat ilmu mengajarku, aku hamil anak ketiga dan melahirkan anak laki-laki pada 25 mei 2012, aku memberi nama Muhammad Rayyan Rajabi...

Kesibukan aku dan suami makin bertambah setelah itu, anak-anak mulai kehilangan aku dan ayahnya, kesibukan yang luar biasa, tugas sekolah,  bisnis onlline, ayahnya ngurus beberapa proyek.. sampai akhirnya anak-anak sering sakit dan suamiku memintaku untuk berhenti mengajar.. beberapa kali pertengkaran terjadi karena hal ini, aku tidak bisa meninggalkan cita-citaku dari dulu, aku ingin mengajar, aku ingin jadi guru, sudah 11 tahun aku mendalami dunia ini, tak mudah untuk ku tinggalkan... tapi seiring waktu berjalan.. anak-anak mulai menjadi korban keegoisanku.. akhirnya aku menyerah... aku memutuskan untuk berhenti mengajar pada  30 April 2014.. keputusan yang teramat sulit.. tapi harus aku lakukan demi anak-anakku....

Sekarang.... aku adalah Desi Tri Agustini yang bahagia, yang seolah menemukan syurga dunia... 24 jam bersama anak-anak seperti  menggenggam dunia dan isinya, aku adalah ibu sekaligus teman untuk anak-anakku...  aku ada untuk suamiku kapanpun dia membutuhkan aku, dalam keadaan apapun...

Aku masih bisa berkarir dirumah, aku gabung oriflame dan kini sudah dibayar 3 juta perbulan dari oriflame, aku bisa jadi menager tanpa harus ngantor dan meninggalkan anak-anak setiap hari.. aku adalah Desi tri Agustini.. manager oriflame...

Akupun masih bisa menjadi guru untuk orang banyak... diblog ini akan kusampaikan apa yang aku tahu, semoga memberi manfaat untuk orang banyak..

Terima kasih sudah membaca, semoga Allah selalu memberikan petunjuk dan ridhoNya untuk kita semua. Amiin...


salam persahabatan dari aku
Desi Tri Agustini
 

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan tanya jawab disini ya... :)